Berikut ini adalah kisah
yang sangat menarik dari Ummul Banin binti ‘Abdul ‘Aziz, saudara perempuan
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz. Selain seorang wanita yang murah hati, dia juga sering
mengundang kaum wanita ke rumahnya, lalu memberi mereka pakaian yang
indah-indah dan uang dinar yang banyak, seraya berkata:
“Pakaian ini untuk kalian dan uang dinar ini bagi-bagikanlah di antara orang-orang fakir kalian!”
= Sponsor =
|
“Pakaian ini untuk kalian dan uang dinar ini bagi-bagikanlah di antara orang-orang fakir kalian!”
Dia lakukan hal itu untuk mengajari dan membiasakan mereka agar
memberi dan bersikap dermawan. Dalam sebuah atsar yang bersumberkan darinya
disebutkan bahwa ia pernah mengatakan: “Cis dengan sifat kikir. Demi Allah, seandainya kikir
berupa baju, niscaya aku tidak akan mau mengenakannya, dan seandainya ia jalan,
niscaya aku tidak mau melaluinya.”
Perihal kedermawanan ini,
para ulama menyebutkan:
“Setiap kaum mempunyai kecendrungannya sendiri terhadap sesuatu dan kecendrunganku hanyalah dalam hal berderma dan memberikan santunan. Demi Allah, sesungguhnya berderma dan memberikan santunan benar-benar lebih kusukai daripada makanan yang enak bagi orang yang lapar dan minuman yang sejuk bagi orang yang kehausan.”
= Sponsor =
|
“Setiap kaum mempunyai kecendrungannya sendiri terhadap sesuatu dan kecendrunganku hanyalah dalam hal berderma dan memberikan santunan. Demi Allah, sesungguhnya berderma dan memberikan santunan benar-benar lebih kusukai daripada makanan yang enak bagi orang yang lapar dan minuman yang sejuk bagi orang yang kehausan.”
Disebutkan bahwa karena
sangat cintanya kepada berinfaq, meletakkan harta pada tempat yang sebenarnya,
dan membuat contoh-contoh kebaikan, Ummul Banin rahimullah pernah mengatakan:
“Aku tidak pernah iri terhadap seorang pun karena sesuatu hal, kecuali bila dia seorang yang murah hati, karena sesungguhnya aku ingin bergabung dengannya dalam hal tersebut.”
= Sponsor =
|
“Aku tidak pernah iri terhadap seorang pun karena sesuatu hal, kecuali bila dia seorang yang murah hati, karena sesungguhnya aku ingin bergabung dengannya dalam hal tersebut.”
Inilah kisah Ummul Banin
dan inilah ucapan dan perbuatannya, maka adakah wanita-wanita lainnya yang
ingin seperti Ummul Banin?
Kebahagiaan
yang hakiki akan terealisasi bila keakuan diri telah mati
No comments:
Post a Comment