Pada mulanya Khaizuran
adalah seorang budak perempuan yang dibeli oleh Khalifah Al-Mahdi dari Bani
Nakhkhas. Selanjutnya, sang khalifah memerdekakan dan menikahinya serta
memberinya hak sepenuhnya sebagai seorang yang merdeka, bahkan sang khalifah
mengangkat kedua orang tuanya menjadi pejabat penting dalam kekhalifahan. Dan
adalah Khaizuran bila marah kepada suaminya, ia hanya berkata di hadapannya:
“Aku
tidak pernah melihat suatu kebaikan pun pada dirimu.”
Dari keluarga Barmak pun
ada seorang perempuan yang pada mulanya adalah seorang budak perempuan yang
biasa diperjualbelikan, lalu Raja Maghrib Al-Mu’tamid bin Abbad membelinya dan
langsung memerdekakannya serta menjadikannya
sebagai permaisuri. Ketika sang permaisuri melihat budak-budak perempuan
sedang bermain lumpur, ia merindukan masa lalunya dan timbul keinginannya
bermain lumpur seperti mereka. Al-Mu’tamadi pun memerintahkan agar dibuatkan
untuk istrtinya itu sejumlah banyak minyak wangi yang warnanya seperti lumpur,
lalu masuklah si istri ke dalam lumpur itu dan bermain-main de dalamnya. Dan
adalah istrinya itu bila marah kepada suaminya, ia suka mengatakan:
“Sesungguhnya
aku tidak pernah melihat suatu kebaikan pun pada dirimu.”
Akan tetapi, Al-Mu’tamadi hanya tersenyum dan mengatakan kepada
istrinya:
“Juga tidak ada kebaikan saat aku membuatkan lumpur
minyak wangi untukmu.”
Istrinya pun menjadi malu karena jawaban suaminya.
Karakter kebanyakan
wanita, kecuali sedikit dari mereka, adalah suka melupakan kebaikan yang telah
diberikan kepadanya saat ia dalam keadaan lupa atau lalai. Dalam sebuah Hadits
syarif di sebutkan:
“Wahai
kaum wanita, bershadaqahlah kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian
adalah mayoritas penghuni neraka.” Mereka bertanya: “Mengapa demikian wahai
Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab: “Karena kalian cepat mengutuk, banyak
mencela dan selalu mengingkari kebaikan suami.”
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Ketika
neraka diperlihatkan kepadaku, ternyata ku lihat mayoritas penduduknya terdiri
dari kaum wanita, karena sikap buruknya kepada suami dan selalu mengingkari
kebaikannya. Seandainya engkau berbuat baik kepada seseorang di antara mereka
selama setahun, kemudian dia melihat sesuatu yang tidak disukainya darimu,
niscaya ia akan mengatakan kepadamu: ‘Aku belum pernah melihat suatu kebaikan
pun pada dirimu.’”
Oleh karena itu, bila
seorang lelaki telah mengetahui watak wanita itu memang demikian, buat apa
marah, cemas, dan tegang sarafnya bila sewaktu-waktu istrinya mengingkari
kebaikannya atau mengklaim bahwa dia tidak pernah melihatnya berbuat suatu
kebaikan pun, padahal ia telah berbuat banyak kebaikan untuknya.
Artikel menarik lainnya:
- Anda memiliki segudang nikmat
- Lihatlah Ke Arah Awan Jangan Melihat Kearah Tanah
- Banyak istighfar akan mendatangkan rizki yang berlimpah
- Jalan menuju Allah adalah sebaik-baik jalan
- Tinggalkanlah perasaan tertindas
- Jangan anda memutuskan untuk membalas dendam
- Akhlaq yang baik adalah surga dalam kalbu
- Sikap tergesa-gesa dan membabi-buta akan mengakibatkan kesengsaraan
- Teman yang pesimistis akan mendatangkan kesusahan
- Bukankah Allah lebih layak untuk disyukuri daripada yang lain
- Jangan balas air susu dengan air tuba
- Kecemasan itu menyiksa jiwa dan raga
- Point-point yang dapat membantu anda meraih kebahagiaan
"Wanita
sukses adalah wanita yang menjadi buah bibir, dipuji suaminya, dicintai
tetangganya, dan dihormati teman-temannya..."
No comments:
Post a Comment